Book Review

Selasa, 03 Mei 2016

Review : Die Therapie Novel by Sebastian Fitzek

Setelah sekian lama belom ada waktu, kesempatan, dan uang untuk beli novel... 2 days ago, gw nyempetin ke Gramedia buat cari lanjutan komik Conan.. Ternyata si Conan 88 belum terbit, alhasil gw mampir ke bagian novel-novel luar.. Sebenernya belom ada niatan untuk beli novel, karena sejauh mata memandang emang belum ada yang menarik perhatian gw dari segi judul maupun cover. Nah, tetiba di saat gw lagi liat-liat.. mata gw tertuju sama salah satu quote dari sebuah novel.

Sekali lagi gw tegaskan, gw tertarik karena quote-nya yang sangat mengganggu perasaan gw.

Bukan judul novelnya.

Bukan gambar covernya.

Yang bikin gw tanpa pikir panjang untuk langsung beli ini novel adalah quote yang terpampang di bagian bawah cover novel ini. Quote dari Majalah Televisi Swasta Jerman yang menyatakan bahwa novel ini...

"LEBIH BAIK DARIPADA KARYA DAN BROWN."


Seriously?? How dare you say something like that??? Sungguh ya itu yang pertama kali muncul dari mulut gw. Gw yang secara penggemar semua novelnya Dan Brown yang gw anggap fantastis merasa gak terima dan sejujurnya gw beli cuma karena pengen membuktikan bener ga sih quote tersebut.


Title : Die Therapie
Author : Sebastian Fitzex 
Genre : Psychothriller
Price : IDR. 84.000,-

Tanpa saksi. Tanpa bukti. Tanpa jejak. Itulah 3 kata yang dapat disimpulkan dari misteri hilangnya Josy, putri seorang psikiater terkenal di Berlin yang bernama Viktor Larenz. Josy hilang dalam sebuah kunjungannya ke dokter karena Josy memiliki penyakit yang belum diketahui penyebabnya, 
4 tahun setelah hilangnya Josy, Larenz mengasingkan diri ke pulau Utara terpencil bernama Parkum. Ia melewati hari-harinya ditemani Sinbad, seekor anjing pelacak berbulu emas. Larenz tinggal terpisah dari Isabelle istrinya yang mulai tidak tahan karena kondisi Larenz yang terus memburuk pasca hilangnya Josy. 

Larenz diceritakan menghabiskan waktunya di Parkum hingga ia kedatangan seorang tamu tak diundang secara misterius bernama Anna Glass. Anna mengaku memiliki penyakit Skizofrenia, penyakit halusinasi tingkat akut. Larenz yang pada awalnya malas meladeni karena ia sudah pensiun, mulai tertarik dengan cerita Anna. Anna mengatakan bahwa ia adalah seorang novelis dimana tokoh-tokoh dalam novelnya menjadi hidup di dunia nyata. Anna melihat Julia. Tokoh novel yang ia tulis bunuh diri menggunakan pistol. Dan Anna melihat Julia meledakkan kepalanya sendiri menggunakan pistol. Anna terus bercerita tentang "halusinasi" yang ia anggap nyata hingga Larenz menemukan titik terang untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada putirnya, Josy. Larenz menyewa seorang detektif swasta bernama Kai EXO untuk terus menyelidiki kasus hilangnya Josy. (Sungguh ya agak sulit untuk tidak membayangkan wajah Kai EXO sebagai detektif di novel ini, wkwkwkwk)

Novel ini memiliki banyak istilah psikiatri dan istilah kejiwaan lainnya, Larenz berusaha mengungkapkan misteri hilangnya Josy dengan menciptakan delusinya sendiri. Awalnya delusi Larenz menyimpulkan bahwa Josy mengidap suatu kelainan yang disebut dengan sindrom Munchausen. Sindrom ini adalah gangguan mental yang serius di mana seseorang memiliki kebutuhan mendalam atas perhatian orang lain dengan cara berpura-pura sakit atau terluka dengan disengaja. Penderita sindrom ini bisa membuat-buat gejala sakit, ingin melakukan operasi, atau mencoba mencurangi hasil tes laboratorium untuk meraih simpati.

Buku ini terus membawa kita sebagai pembaca larut dalam misteri penyakit apa yang diderita Josy, benarkah ia meracuni dirinya sendiri untuk menarik perhatian.. atau justru mungkinkah ada orang lain yang selama ini meracuni Josy. Larenz terus berpikir keras dengan semua kemelut mengenai putrinya, yang tanpa ia sadari, ia memiliki suatu kelainan yang membuatnya tidak dapat menerima bahwa putri kecilnya akan terus beranjak dewasa, Larenz ingin Josy terus menjadi putri kecilnya dan ia membuat Josy sakit sehingga Josy terus menerus bergantung kepadanya. Dalam dunia medis, istilah meracuni seseorang menggunakan obat-obatan yang pada akhirnya menciptakan kondisi ketergantungan disebut dengan FII (Fabricated Induce Illness). 

Well, Larenz adalah penderita Skizofrenia akut yang dalam kasus ini menyembuhkan dirinya sendiri (Self Therapy) setelah semua pengobatannya dihentikan. Anda tidak akan dapat menebak siapa Anna Glass jika Anda tidak membaca hingga selesai. Begitupun apa yang sebenarnya terjadi pada Josy. Masih hidupkah Josy? Jika tidak, dimanakah mayatnya? Jika ya, dimanakah Josy?

Ah, 1 lagi.. apakah selama ini Larenz memang ada di Parkum??

Rate : 4 / 5

Dibandingkan dengan novel karya Dan Brown... menurut gw.. gw masih lebih suka sama novelnya Dan Brown. Dan Brown menceritakan isi ceritanya dari berbagai POV (Point of View). Sedangkan dalam novel Die Therapie ini, bisa dibilang keseluruhan POV dimiliki oleh Larenz sendiri. Sehingga sometimes ada perasaan bosan karena cerita yang dilihat dari POV 1 orang saja. Thriller dari novel ini bisa gw kasih jempol karena memang penuh misteri dan yah.. agak seram memang.. bayangkan saja saat semua orang bilang jika kau tidak pernah terlihat memiliki seekor anjing padahal kau hidup bersamanya selama ini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar